Langsung ke konten utama

Telisik biografi sejarah imam Ibnu Katsir (guru Imam Syafi'i) dalam periwayat al-Qur'an

Gambar ilustrasi



Bismillah

Al-Qur’an diturunkan Allah kepada Rasulullah Saw sebagai penuntun jalan kehidupan manusia menuju jalan yang diridhahinya. Maka dari itu Allah mensifati al-Qur’an dengan kemudahan dalam mengkaji dan mempelajarinya baik berbentuk hafalan maupun pemahaman terhadap nya (baca: Qs. Al-Qamar 17). Hal itu terbukti dengan berbagai kemujizatan nya, salah satu nya dengan diturunkan nya dalam berbagai linguistik suku dan lahjah (baca: Dialek). Kemudahan ini sangat mempengaruhi kondisi ummat saat itu, sehingga ketika turun perintah Allah melalui malaikat Jibri As agar membacakan al-Qur’an dalam satu huruf Rasulullah Saw pun menanggapinya dengan mengondisikan keadaan ummat saat itu yang hidup dalam geografis yang terbagi dalam beberapa suku dan wilayah dengan beraneka ragam lahjah dan dialek bahasa nya, hingga pada akhirnya turun lah perintah kebolehan membaca al-Qur’an dalam tujuh huruf. Hal ini tertulis dalam beberapa riwayat hadits shahih. Rujuklah ke artikel tulisan yang lalu yang penulis paparkan tentang perintah Allah ini. Disini.

Beberapa dekade telah berlalu, periwayatan al-Qur’an terus diwariskan dari masa kemasa hingga tiba pada masa tabiin tepat nya pada masa Abu Muhammad Abdullah ibnu Katsir bin ‘Amru bin Abdullah bin Zadan bin Fairuz bin Humruz seorang tabiin dan juga ulama dibidang qiraat al-Qur’an atau lebih dikenal dikalangan para ulama qiraat dengan Imam Ibnu Katsir al-Makky. Beliau lahir di Mekkah pada tahun 45 H dan wafat pada tahun 120 H. Dari segi fisik beliau Sangat menawan memiliki warna kulit sawo matang, postur tubuh tinggi, mata hitam yang biru, berambut putih dan berjenggot putih dan terkadang menyemir nya dengan hina’ (baca: cat rambut), dan juga beliau Beliau dikenal sangat menjaga penampilan dan kebersihan diri nya, salaha satu kebiasaan beliau adalah sering memakai wewangian. Pada zaman nya beliau termasuk golongan tabiin, beliau pernah bertemu dengan beberapa generasi sahabat seperti Abdullah bin Zubair, Anas bin Malik, Abu Ayyub al-Anshari dan Mujahid bin Jabar.

Dalam perjalanan intelektual nya beliau berguru kepada sahabat Mujahid bin Jabar, juga berguru kepada Abi as-Saaib Abdullah bin as-Saaib al-Makhzumi dan lainnya. Dalam belajarnya Imam Ibnu Katsir dikenal sebagia sosok yang sangat taat dan tidak pernah berselisih paham dengan gurunya. Dengan keberkahan ilmu nya itulah Imam Ibnu katsir dikenal luas dikalangan para ulama. Diantara para ulama yang penah menjadi murid nya adalah Abu amr al-A’la, Khalil bin Ahmad, Abdullah bin Jarir dan juga Imam Syafii dan yang lain nya. Imam Syafii pernah berkata “Qiraat bacaan kita adalah qiraat bacaan Imam Ibnu Katsir dan qiraat inilah yang dibaca oleh para ahlu Mekkah”, dari nya juga lahir beberapa murid yang terkenal meriwayatkan bacaan nya diantaranya adalah Imam al-Bazzi dan Imam Qumbul. Selain seorang Imam qirah di Mekkah, beliau Imam Ibnu Katsir juga adalah seorang Qadhi (baca: Hakim).

Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim bin Nafi’ bin Abi Bazzah atau lebih dikenal dengan Imam al-Bazzi, beliau lahir pada tahun 170 H di Mekkah dan kemudian wafat di Mekkah pada tahun 250 H. Beliau merupakan salah satu rawi yang meriwayatakan bacaan Imam Ibnu Katsir tidak secara langsung atau beliau meriwayatkan bacaan imam Ibnu Katsir melalui perantara guru nya (bi wasithah) ‘Akramah bin Sulaiman dari Ismail bin Abdullah al-Qisth dari Syiblu bin Abbad dan dari imam Ibnu Katsir. Walaupun periwatan beliau dengan imam Ibnu Katsir bi wasithah akan tetapi beliau merupakan perawi yang paling masyhur dan dan paling mencirikan bacaan imam Ibnu Katsir. Dalam perjalanan intelektualnya dalam qiraah al-Qur’an beliau telah banyak berguru kepada para ahlulqurra pada masa itu diantara guru-guru ny adalah Hasan bin Jabal, Abu Rabi’ah, Ahmad bin Farh, dan juga kepada imam Qunbul (rawi kedua yang meriwatkan bacaan dari imam Ibnu Katsir). Selain seorang imam Qiraah beliau juga merupakan imam dan muaddzin di masjdi al-Haram Mekkah selama 40 tahun.

Muhammad bin Abdu ar-Rahman bin Khalid bin Muhammd bin Sa’id al-Makhzumi al-Makki atau lebih dikenal dengan Imam Qunbul, beliau lahir di Mekkah 195 H dan wafat pada tahun 291 H. Beliau merupakan rawi kedua dari bacaan imam Ibnu Katsir. Guru imam al-Bazzi ini dikenal sangat kredibilitas dan kapabelitas dibidang qiraah al-Qur’an. Sama seperti murid nya imam al-Bazzi beliau imam Qunbul juga merupakan rawi yang meriwatkan bacaan imam Ibnu Katsir tidak secara langsung (bi wasithah), beliau meriwayatkan bacaan imam Ibnu katsir dari gurunya Ahmad ibn Muhammad bin ‘Aun an-Nibal dari Imam al-Bazzi dari Abi al-Hasan Ahmad al-Qawas dari Abi al-Ikhrith Wahab bin Wadhih dari Ismail bin Syibl dari Ma’ruf bin Misykan dari imam Ibnu Katsir. Walaupun periwayatan nya melalui perantara guru guru nya, imam Qunbul dikenal sangat mutqin dan dhabit dibidang qiraah al-Qur’an.

Dipenghujung hayat nya beliau imam Qunbul tidak lagi mengajarkan al-Qur’an sekitar tujuh sampai sepuluh tahun sebelum beliau wafat di Mekkah 291 H.

 

Allahu A’lam.

Kairo, 14 Juni 2020.

.

Referensi :

-       Abdu al-Fatah al-Qadi, Tarikhu al-Qurra’ al-‘Asyar wa ruwatuhum, Kairo: Maktabah al-Qahirah, Cetakan Pertama, 1998.

-       Syamsuddin Abi al-Khaer Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin ‘Ali bin Jazary, Ghayatu an-Nihayah fi tabaqat al-Qurra’, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Alamiyyah, Cetakan Pertama, 2006.

-    Abdu al-Fatah al-Qadi, Al-Wafi fi Syarh As-Syatibiyyah, Kairo: Maktabah Dar as-Salam, cetakan ketiga, 2018.

-       Id.wikipedia.org

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

apa itu qiraah asyarah sugra dan kubra?

Bismillah...      Pada masa kekhalifaan Usman bin Affan periwayatan al-Qur’an dengan berbagai ragam bacaan nya telah menemukan titik terang nya pasca ditetapkan nya tiga kaidah baku yang telah ditetapkan oleh khalifah dan para tim penulis wahyu, terlebih saat beliau kembali memerintahkan para ulama delegasi beliau diutus kembali ke amsar,  baca: tujuh kota pusat perkembangan islam.   Ditangan para delegasi inilah kemudian lahirlah para imam qiraat sepuluh yang sampai pada kita hari ini, dimana dari kesepuluh imam tersebut terdapat dua murid yang masyhur dikalangan para ahlulqurra pada masa itu yang kemudian meriwayatkan dan kemudian memberikan kaidah bacaan yang mereka dapatkan dari gurunya, diantara mereka ada yang berguru secara langsung dan juga diantara mereka ada yang berguru melalui perantara, inilah yang disebut dengan periwayatan   bil washitah.  Penetapan para perawi ini berdasarkan kredibilitas dan juga kemasyhuran para perawi nya, sehigga jika dijumlahkan secara keseluruhan

Pembagian al-Qur'an menjadi beberapa Juz, Hizb, & Ruku'

Bismillah… Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan Allah kepada Rasulullah Saw. Dengan berbagai kemukjizatan yang tersaji didalam nya baik dari segi uslub, bahasa, hingga  sastra, tak membuat para ulama cendikiawan berhenti dalam penelitian nya mengkaji al-Qur’an. Hingga pada tulisan kali ini kita akan sedikit membahas mengenai pembagian al-Qur’an menjadi beberapa bagian seperti pembagian yang kita kenal dengan istilah Juz, Hizb, ataupun Rubu’, dan Ruku’. Pada masa Rasulullah sendiri, pembagian-pembagian yang telah kita sebutkan belum ada pada masa itu, sehingga dalam beberapa Riwayat seperti pada Riwayat Aus ibn Hudzaifah dikatakan bahwa para sahabat membagi al-Qur’an menjadi tujuh bagian. Bagian yang  pertama  terbagi menjadi tiga surah, yaitu al-Baqarah, ali Imran, dan an-Nisa. Bagian  kedua  terbagi menjadi lima surah, yaitu al-Maidah, al-An’am, al-‘Araf, al-Anfal, dan at-Taubah. Bagian  ketiga  terbagi menjadi lima surah, yaitu Yunus, Hud, Yusuf, ar-Ra’d, Ibrahim, al

Penamaan Surah-surah al-Qur'an, ijtihadi atau tauqifi?

Bismillah..  Al-Qur’an merupakan kitab suci yang didalam nya banyak terdapat kemukjizatan-kemukjizatan dari berbagai sisi, mulai dari sisi bahasa, rasm, urutan ayat serta surah-surah didalam nya, hal tersebut telah dibahas oleh para ulama hingga para cendikiawan-cendikiawan muslim dibidang nya masing-masing yang kemudian memberikan kesimpulan penegasan bahwa kitab suci al-Qur’an bukan lah hanya sekedar kitab bacaan yang dibaca siang dan malam, melainkan merupakan sebuah kitab yang dari permulaan hingga akhir bahasan nya penuh dengan kemukjizatan.               Termasuk juga diantara kemukjizatan nya ialah penamaan nya yang masih menjadi pembahasan yang cukup hangat dikalangan para pengkaji al-Qur’an hari ini, akan tetapi jauh sebelum itu para ulama terdahulu sudah lebih dulu membahas dan memberikan pandangan nya masing-masing dengan berlandaskan dalil-dalil yang kuat. Dari sana mereka memberikan dua simpulan yang berbeda, sebagian mereka beranggapan bahwa penamaan surah-surah al-Qur’an