Langsung ke konten utama

Apa itu Qiraah Sab'ah dan Qiraah 'Asyarah ?



Bismillah ...

Ilmu Qiraat tujuh ataupun Qiraat sepuluh merupakan bagian dari ilmu ilmu Al-Quran sebagaimana ilmu ilmu Al-Qur’an yang lain nya, didalam berbagai literatur pembahasan ilmu Qiraat, bahwa argumentasi pembahasan ilmu ini berawal dari beberapa hadist dengan subtansi yang sama dengan kalimat “unzila al-Qur’an ‘ala sab’ati ahruf”, pemahaman terhadap nya pun berbeda beda dari kalangan ulama ahlulqurra’.

Pada tulisan yang lalu (baca:paham yang salahterhadap qiraah sab’ah part 1 dan part 2) penulis telah menguraikan makna “harf sab’ah” dan pendapat pendapat tentang hal tersebut, pada tulisan kali ini penulis akan membahas tentang apa itu Qiraah Sab’ah dan Qiraah ‘Asyarah dan juga pemahaman pemahaman yang keliru dari kedua qiraah tersebut.

Harf sab’ah atau menurut pendapat yang rajih nya adalah tujuh jenis perubahan yang terjadi dalam qiraat  juga telah mencangkup qiraah sab’ah dan ‘asyarah didalam nya, artinya harf sab’ah lebih umum dan qiraah sab’ah dan asyarah merupakan bahasan nya.

Harf sab’ah jika dilihat dari segi mafhum (baca:pemahaman) nya maka akan kita pahami bahwa ada tujuh jenis perubahan yang terjadi dalam bacaan qiraat, namun jika dilihat dari segi penisbatan nya maka kita akan menemukan para imam imam qiraat dengan pemahaman bahwa ada sepuluh imam dengan qiraah yang mutawatir yang tercangkup didalam nya (baca: paham yang salahterhadap qiraah sab’ah part 2), dan juga kesepuluh imam ini berasal dari beberapa daerah awal mula penyebaran qiraah Al-Qur’an, kota kota inilah yang menjadi tujuan pengiriman mushaf qiraat pada masa khalifah utsman bin affan, diantara nya imam nafi dan imam abu ja’far dari madinah maka disebutlah qiraah madaniyan, lalu imam ibnu katsir dari mekkah maka disebutlah qiraah makki, lalu imam ibnu ‘amir dari syam maka disebutlah qiraah syaami, lalu imam abu amr dan imam ya’qub dari basrah maka disebutlah qiraah basriyan, lalu imam ‘ashim, imam hamzah, imam kisai dan imam khalaf ‘asyir dari kufah maka disebutlah qiraah kufiyyun.

Awal mula terpisah nya qiraah sab’ah dan asyarah ini bermula pada paham yang salah terhadap kitab karangan ibnu mujahid “As-Sab’ah”, didalam nya  beliau hanya membahas dan memasukkan tujuh imam qiraat yang masyhur pada saat itu, sedangkan masih banyak imam imam lain yang sepadan juga bisa dimasukkan dalam bahasan kitab nya, hal ini menimbulkan kontrofersi pada masa itu karena membuat pemahaman orang awam menjadi kan makna harf sab’ah pada hadis yang lalu adalah qiraah sab’ah itu sendiri yang terdiri dari tujuh imam qiraat. maka dari itu Abu al- abbas bin ammar dan ulama yang lain mengecam imam ibnu mujahid karena telah mengkhususkan qiraah sab’ah saja, namun ada juga yang memaklumi nya karena didalam kitab nya sendiri imam ibnu mujahid tidak mengatakan bahwa kalimat “harf sab’ah” pada hadist tersebut adalah tujuh imam qiraat yang ada pada kitab nya itu, dan penamaan kitab beliau sendiri itupun “as-sab’ah” berarti tujuh, tidak bermaksud untuk memaknai harf sab’ah pada hadis itu, melainkan hanya membahas qiraah dari tujuh imam itu yang menurutnya disepakati oleh jumhur (baca:kebanyakan) ulama pada masa itu.

Namun setelah kontrofersial nya karangan imam mujahid ini, mendorong para ulama ulama ahli qiraat pada masa itu juga untuk mengarang kitab kitab qiraat baik untuk mengikuti pendapat beliau, kritikan terhadap karangan beliau ataupun meluruskan pemahaman orang awam terhadap jumlah qiraah al-qur’an itu sendiri, seperti kitab At-taisir karangan Imam abu amr ad-dani (w.444) yang menjadi acuan Imam syatibi (w.590) dalam mandzumah nya nadzam As-Syatibiyyah, diantara mereka juga menambahkan tiga qiraah yang mutawatir lagi diantara nya Imam Abu ja’far Al-Madani, Imam Ya’qub Al-Khadrami, dan juga Imam Khalaf Al-‘Asyir untuk melengkapi imam qiraat dari kitab karagan imam mujahid tadi, seperti kitab Al-Ghayah fi Al-Qiraat Al ‘Asyarah karya Imam Abu bakar ahmad ibnu husein ibnu mahran (w.381) , dan kitab Nasyr fi Al-Qiraatil Al-‘Asyr karangan Imam ibnu jazari (w.833), kitab ini menjadi penguat dari kitab qiraah asyarah sebelum nya kedalam qiraah shahih. Dan kesepuluh imam qiraat ini lah yang sampai kepada kita hari ini dan telah disepakati kemutawatiran nya yang disebut dengan Qiraah ‘Asyarah.

Wallahu ‘alam
.
.

Referensi :

- Kitab : Nasyr Al-Qiraat Al-Asyarah, penulis : Imam Al-Qurra’ Ibnu Al-Jazari, tahqiq fadhilatu As-Syeikh Aiman rusydi suwaid, Penerbit : Dar Al-Ghautsani li Ad-dirasati Al-Qur’aniyyah. Nibrus 2018

- Kitab : Muqaddimat ‘ilmi al-Qiraat, penulis : duktur muhammad ahmad muflih, duktur ahmad khalid syukri, duktur muhammad khalid manshur, Penerbit : dar ‘imar. Oman 2001

.
.
.
Cairo, 3 Maret 2020


Komentar

Postingan populer dari blog ini

apa itu qiraah asyarah sugra dan kubra?

Bismillah...      Pada masa kekhalifaan Usman bin Affan periwayatan al-Qur’an dengan berbagai ragam bacaan nya telah menemukan titik terang nya pasca ditetapkan nya tiga kaidah baku yang telah ditetapkan oleh khalifah dan para tim penulis wahyu, terlebih saat beliau kembali memerintahkan para ulama delegasi beliau diutus kembali ke amsar,  baca: tujuh kota pusat perkembangan islam.   Ditangan para delegasi inilah kemudian lahirlah para imam qiraat sepuluh yang sampai pada kita hari ini, dimana dari kesepuluh imam tersebut terdapat dua murid yang masyhur dikalangan para ahlulqurra pada masa itu yang kemudian meriwayatkan dan kemudian memberikan kaidah bacaan yang mereka dapatkan dari gurunya, diantara mereka ada yang berguru secara langsung dan juga diantara mereka ada yang berguru melalui perantara, inilah yang disebut dengan periwayatan   bil washitah.  Penetapan para perawi ini berdasarkan kredibilitas dan juga kemasyhuran para perawi nya, sehigga ji...

Penamaan Surah-surah al-Qur'an, ijtihadi atau tauqifi?

Bismillah..  Al-Qur’an merupakan kitab suci yang didalam nya banyak terdapat kemukjizatan-kemukjizatan dari berbagai sisi, mulai dari sisi bahasa, rasm, urutan ayat serta surah-surah didalam nya, hal tersebut telah dibahas oleh para ulama hingga para cendikiawan-cendikiawan muslim dibidang nya masing-masing yang kemudian memberikan kesimpulan penegasan bahwa kitab suci al-Qur’an bukan lah hanya sekedar kitab bacaan yang dibaca siang dan malam, melainkan merupakan sebuah kitab yang dari permulaan hingga akhir bahasan nya penuh dengan kemukjizatan.               Termasuk juga diantara kemukjizatan nya ialah penamaan nya yang masih menjadi pembahasan yang cukup hangat dikalangan para pengkaji al-Qur’an hari ini, akan tetapi jauh sebelum itu para ulama terdahulu sudah lebih dulu membahas dan memberikan pandangan nya masing-masing dengan berlandaskan dalil-dalil yang kuat. Dari sana mereka memberikan dua simpulan yang berb...

Pembagian al-Qur'an menjadi beberapa Juz, Hizb, & Ruku'

Bismillah… Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan Allah kepada Rasulullah Saw. Dengan berbagai kemukjizatan yang tersaji didalam nya baik dari segi uslub, bahasa, hingga  sastra, tak membuat para ulama cendikiawan berhenti dalam penelitian nya mengkaji al-Qur’an. Hingga pada tulisan kali ini kita akan sedikit membahas mengenai pembagian al-Qur’an menjadi beberapa bagian seperti pembagian yang kita kenal dengan istilah Juz, Hizb, ataupun Rubu’, dan Ruku’. Pada masa Rasulullah sendiri, pembagian-pembagian yang telah kita sebutkan belum ada pada masa itu, sehingga dalam beberapa Riwayat seperti pada Riwayat Aus ibn Hudzaifah dikatakan bahwa para sahabat membagi al-Qur’an menjadi tujuh bagian. Bagian yang  pertama  terbagi menjadi tiga surah, yaitu al-Baqarah, ali Imran, dan an-Nisa. Bagian  kedua  terbagi menjadi lima surah, yaitu al-Maidah, al-An’am, al-‘Araf, al-Anfal, dan at-Taubah. Bagian  ketiga  terbagi menjadi lima surah, yaitu ...