Langsung ke konten utama

Postingan

Penamaan Surah-surah al-Qur'an, ijtihadi atau tauqifi?

Postingan terbaru

Pembagian al-Qur'an menjadi beberapa Juz, Hizb, & Ruku'

Bismillah… Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan Allah kepada Rasulullah Saw. Dengan berbagai kemukjizatan yang tersaji didalam nya baik dari segi uslub, bahasa, hingga  sastra, tak membuat para ulama cendikiawan berhenti dalam penelitian nya mengkaji al-Qur’an. Hingga pada tulisan kali ini kita akan sedikit membahas mengenai pembagian al-Qur’an menjadi beberapa bagian seperti pembagian yang kita kenal dengan istilah Juz, Hizb, ataupun Rubu’, dan Ruku’. Pada masa Rasulullah sendiri, pembagian-pembagian yang telah kita sebutkan belum ada pada masa itu, sehingga dalam beberapa Riwayat seperti pada Riwayat Aus ibn Hudzaifah dikatakan bahwa para sahabat membagi al-Qur’an menjadi tujuh bagian. Bagian yang  pertama  terbagi menjadi tiga surah, yaitu al-Baqarah, ali Imran, dan an-Nisa. Bagian  kedua  terbagi menjadi lima surah, yaitu al-Maidah, al-An’am, al-‘Araf, al-Anfal, dan at-Taubah. Bagian  ketiga  terbagi menjadi lima surah, yaitu Yunus, Hud, Yusuf, ar-Ra’d, Ibrahim, al

apa itu qiraah asyarah sugra dan kubra?

Bismillah...      Pada masa kekhalifaan Usman bin Affan periwayatan al-Qur’an dengan berbagai ragam bacaan nya telah menemukan titik terang nya pasca ditetapkan nya tiga kaidah baku yang telah ditetapkan oleh khalifah dan para tim penulis wahyu, terlebih saat beliau kembali memerintahkan para ulama delegasi beliau diutus kembali ke amsar,  baca: tujuh kota pusat perkembangan islam.   Ditangan para delegasi inilah kemudian lahirlah para imam qiraat sepuluh yang sampai pada kita hari ini, dimana dari kesepuluh imam tersebut terdapat dua murid yang masyhur dikalangan para ahlulqurra pada masa itu yang kemudian meriwayatkan dan kemudian memberikan kaidah bacaan yang mereka dapatkan dari gurunya, diantara mereka ada yang berguru secara langsung dan juga diantara mereka ada yang berguru melalui perantara, inilah yang disebut dengan periwayatan   bil washitah.  Penetapan para perawi ini berdasarkan kredibilitas dan juga kemasyhuran para perawi nya, sehigga jika dijumlahkan secara keseluruhan

Kritik Gramatika teks bacaan al-Qur'an

Bismillah… Al-Qur’an sejak awal diwahyukan nya kepada Rasulullah Saw telah kita yakini ke  absolut  an nya dari segala sisi, baik Bahasa, sastra, hukum, aqidah dll. Namun ke  absolut  an tersebut tidak dianggap benar bagi sebagian kalangan, lihat saja beberapa kalangan yang melihat dari segi Bahasa dan lahjah nya nampak menaruh keraguan terhadap-Nya, Jika enggan berkata orang-orang yang demikian tidaklah memiliki keilmuan dan wawasan yang mendalam, karena keilmuan yang mendalam dan wawasan yang luas pada diri seseorang akan melahirkan sikap yang bijak dan kritis.  Beranjak dari sana jauh sebelum muncul nya para kritikus dari kalangan orientalis, para ulama terdahulu juga sudah melakukan berbagai ragam penilitian terhadap uslub dan gramatika al-Qur’an untuk meneliti lebih lanjut hal tersebut. Dari segi gramatika Bahasa arab sendiri terdapat dua madzhab besar dalam ilmu gramatika arab (nahwu) yaitu madzhab basrah dan kufah, dari madzhab kufah sendiri cukup masyhur nama imam ali al-kisai

RASM USMANI BAGIAN 3

Bismillah… Permasalahan-permasalahan dalam Rasm usmani tidak terhenti setelah ditetapkan nya kaidah-kaidah penulisan nya era khalifah Usman bin Affan, meski demikian, hal itu menjadi sebuah batu loncatan yang sangat besar dalam sejarah al-Qur’an dimana kaidah yang ditetapkan menjadikan keotentikan al-Qur’an begitu terjaga dari ragam nya bantahan terhadap nya, hingga pada era nya pun rasm yang menyalahi kaidah rasm usmani dilenyapkan. Pelenyapan manuskrip-manuskrip tersebut pun juga tidak serta merta menghilangkan atsar-atsar penulisan rasm selain dari yang telah ditetapkan, karena pelenyapan nya hanya pada manuskrip yang tersebar saja, adapun mushaf-mushaf “pribadi” yang ditulis oleh beberapa sahabat masih terjaga, sehingga dari sinilah awal mula muncul nya istilah qiraah “syadz” dalam qiraat al-Qur’an, singkat nya kemunculan istilah ini dikarenakan penulisan rasm dalam qiraah syadz menyalahi mushaf  “al-Imam”  (yaitu salah satu ragam mushaf yang ditulis dengan rasm usmani yang dipegan

RASM USTMANI BAGIAN 2

  Bismillah… Telah kita ketahui bersama bahwa al-Qur’an memiliki sejarah yang sangat Panjang baik dari segi bacaan  (qiraat)  nya, Penulisan  (rasm)  nya, dan juga pemahaman  (tafsir)  nya  yang berkembang dari masa kemasa tidak membuat kitab suci al-Qur’an diragukan lagi dari segi keotentikan nya berkat penjagaan yang dijaga langsung oleh Allah Swt, sebagai mana didalam al-Qur’an sendiri dikatakan hal yang demikian,  baca: QS. Al-Hijr 9 . Penjagaan ini merupakan bagian dari kemukjizatan al-Qur’an itu sendiri. Pada tulisan yang lalu penulis telah memaparkan sejarah penulisan dan dabt al-Qur’an secara ringkas dalam beberapa fase, pada tulisan kali ini penulis akan menguraikan secara rinci mengenai sejarah penulisan al-Qur’an tersebut. literasi masyarakat arab Cukup masyhur kita ketahui bersama bahwa bangsa arab terdahu tidaklah mengetahui tulis menulis,  baca: Ummi.   Hal ini disebabkan kemampuan yang Allah berikan kepada mereka cukup kuat untuk menghafalkan dan memahami apa-apa yang me

SEJARAH RASM USTMANI BAGIAN 1 DAN KORELASI NYA TERHADAP ILMU QIRAAT & ILMU NAHWU

Maulana Ust Nadir Rahimahullah (pakar kaligrafi al-Qur'an). Guru penulis   Bismillah.. Para ahli sejarah sepakat bahwa penulisan al-Qur’an dari masa kenabian hingga masa penyebaran al-Qur’an keberbagai penjuru amsar tertulis tanpa adanya harakat maupun titik atau lebih dikenal dalam istilah ilmu rasm ustmani dengan "dhabt al-Qur'an"  yang membedakan antara huruf yang satu dengan huruf yang lain nya, hal tersebut tidak hanya pada penulisan al-Qur’an namun juga terjadi pada aktifitas literasi mereka yang nihil dari pemberian harakat maupun titik. hal ini tidak menjadi masalah karena peranan kemampuan literasi bahasa arab yang kuat saat itu sehingga kecil kemungkinan terjadi nya lahn (baca: kesalahan dalam membaca al-Qur’an) dalam membaca kitab suci al-Qur’an maupun dalam tulis menulis. Akan tetapi ketika penyebaran islam sudah masuk pada umat non arab (a’jam) maka perlahan bacaan al-Qur’an pun mulai mengalami perubahan baik dari segi dialeg arab, lahjah, bahkan da