Bismillah..
Setelah usai nya kodifikasi penulisan al-Quran dimasa khalifah usman bin affan, mushaf yang telah ditulispun disebar ke berbagai daerah yang menjadi pusat perkembangan islam yang disebut sebagai Amshar, daerah-daerah Amshar ini mencangkup Mekkah, Madinah, Bashrah, Kufah, dan juga Syam. Mushaf-mushaf tersebutpun dibawa oleh para ahlulqurra yang telah mendapatkan izin dari khalifah untuk membaca kan ragam qiraah nya -yang telah disepakati kemutawatiran nya, Rasm nya dan kaidah bahasa Arab nya- dengan menyesuaikan daerah yang ditujui, hal ini tidak lain sebagai bentuk penjagaan -ragam qiraah- al-Qur’an dan sebagai bentuk kemudahan dalam penyebaran dan pengkajian nya pada masa itu.
Adapun jumlah ahlulqurra yang dikirim keberbagai daerah tersebut mencapai empat puluh dua orang. Diantara nya:
Mekkah: ‘Ubaid bin ‘Umair, Abu Muhammad ‘Atha, Thawus, Mujahid, ‘Ikrimah, Ibnu Abi Mulaikah
Madinah: Ibnu Musayyab, ‘Urwah, Salim, Umar bin ‘Abdul al-‘Aziz, Sulaiman, ‘Atha Ibnu Yasar, Mu’ad bin al-Harist, Abdu ar-Rahman bin Hurmuz, Ibnu Syihab az-Zuhry, Muslim bin Jundab, Zaid bin Aslam
Kufah: ‘Alqamah, Aswad, Masruq, ‘Ubaidah, ‘Amru bin Syurahbil, Al-Harits bin Qais, Ar-Rabi’ bin Khutsaim, ‘Amru bin Maimun, Abu ‘Abdi ar-Rahman as-Sulami, Wazir bin Hubaisy, ‘Ubaid bin Nudhailah, Abu Zur’ah bin ‘Amru bin Jarir, Sa’ide bin Jubair, Ibrahim an-Nakha’i, As-Sya’bi
Basrah: ‘Amir bin ‘Abdi Qais, Abu al-‘Aliyah, Abu Raja, Nasru bin ‘Ashim, Yahya bin Ya’mar, Jabir bin Zaid, Al-Hasan, Ibnu Sirin, Qatadah
Syam: Al-Mughirah bin Abi Syihab al-Makhzumi, Khulaid bin Sa’di.
Dari tangan-tangan merekalah para penduduk amshar belajar, mengkaji dan meriwayatkan bacaan al-Qur’an hingga lahirlah generasi baru para ahlulqurra yang dimana diantara nya merupakan imam qiraat yang kita kenal hingga hari ini, mereka adalah:
Mekkah: ‘Abdullah bin Katsir, Humaid bin Qais al-‘A’raj, Muhammad bin Muhaishin.
Madinah: Abu Ja’far Yazid bin al-Qa’qa, Syaibah bin Nishah, Nafi’ bin Abi Nu’aim
Kufah: Yahya bin Watssab, Ashim bin Abi an-Najjud, Sulaiman al-‘Amasy, Hamzah, Kisai
Basrah: Abdullah bin Abi Ishaq, ‘Isa bin Umar, Abu Amr bin ‘Ala, Ashim al-Jahdary, Yaqub al-Hadrami
Syam: Abdullah bin ‘Amir, ‘Athiyah bin Qais al-Kilabiy, Ismail bin ‘Ubaidillah bin al- Muhajir, Yahya bin al-Harist adz-Dzimari, Syuraih bin Yazid al-Khadrami.
Diantara mereka para ahlulqurra ini memiliki keilmuan dan bacaan yang sangat baik serta kemasyhuran riwayat bacaan nya sehingga mereka dijadikan imam dalam qiraah dan kepadanya bacaan qiraah dinisisbat kan, mereka adalah Imam Nafi dan Abu Ja’far (madinah), Imam Ibnu Katsir (mekkah) Imam Abu ‘Amr dan Ya’qub (Basrah), imam Ibnu ‘Amir (Syam), Imam Ashim, Hamzah, Kisai, dan Khalaf (kufah), -dari mereka pula lahirlah para perawi-perawi bacaan masing-masing imam yang meriwayatkan bacaan guru nya lalu menetapkan kaidah-kaidah bacaan nya, dan adapun generasi setelah nya mengumpulkan kaidah bacaan riwayat-riwayat dari para perawi tersebut lalu mengklasifikasikan nya kedalam qiraat yang mutawatir dan qiraat syadz dan menyusun kaidah kaidah nya dalam berbagai karangan sehigga generasi setelah nya lebih mudah dalam mempelajari dan mengkaji al-Qur’an baik secara riwayat maupun secara dirayah- sedangkan sebagian yang lain tidak begitu masyhur dikalangan para ahlulqurra. Selesai.
Allahu ‘Alam
Darrasah, 4 Maret 2021
Referensi:
- Ibnu
al-Jazary, an-Nasyr al-Qiraat al-‘Asyarah, beirut: Dar al-Ghautsani
li ad-Dirasati al-Quraniyyah, 2018.
-
Ibnu al-Jazary, Taqribu
an-Nasyr, Maktabah Halabi, Cet kedua, 1960.
-
Diktat Ulum al-Qur’an Tk
II, Fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar, Kairo.
Komentar
Posting Komentar