Langsung ke konten utama

QIRAAT AL-QUR’AN DIMASA RASULULLAH SAW DAN SAHABAT RA BAGIAN III



Bismillah..

    Setelah usai nya kodifikasi penulisan al-Quran dimasa khalifah usman bin affan, mushaf yang telah ditulispun disebar ke berbagai daerah yang menjadi pusat perkembangan islam yang disebut sebagai Amshar, daerah-daerah Amshar ini mencangkup Mekkah, Madinah, Bashrah, Kufah, dan juga Syam. Mushaf-mushaf tersebutpun  dibawa oleh para ahlulqurra yang telah mendapatkan izin dari khalifah untuk membaca kan ragam qiraah nya -yang telah disepakati kemutawatiran nya, Rasm nya dan kaidah bahasa Arab nya- dengan menyesuaikan daerah yang ditujui, hal ini tidak lain sebagai bentuk penjagaan -ragam qiraah- al-Qur’an dan sebagai bentuk kemudahan dalam penyebaran dan pengkajian nya pada masa itu.

    Adapun jumlah ahlulqurra yang dikirim keberbagai daerah tersebut mencapai empat puluh dua orang. Diantara nya:

Mekkah: ‘Ubaid bin ‘Umair, Abu Muhammad ‘Atha, Thawus, Mujahid, ‘Ikrimah, Ibnu Abi Mulaikah

Madinah: Ibnu Musayyab, ‘Urwah, Salim, Umar bin ‘Abdul al-‘Aziz, Sulaiman, ‘Atha Ibnu Yasar, Mu’ad bin al-Harist, Abdu ar-Rahman bin Hurmuz, Ibnu Syihab az-Zuhry, Muslim bin Jundab, Zaid bin Aslam

Kufah: ‘Alqamah, Aswad, Masruq, ‘Ubaidah, ‘Amru bin Syurahbil, Al-Harits bin Qais, Ar-Rabi’ bin Khutsaim, ‘Amru bin Maimun, Abu ‘Abdi ar-Rahman as-Sulami, Wazir bin Hubaisy, ‘Ubaid bin Nudhailah, Abu Zur’ah bin ‘Amru bin Jarir, Sa’ide bin Jubair, Ibrahim an-Nakha’i, As-Sya’bi

Basrah: ‘Amir bin ‘Abdi Qais, Abu al-‘Aliyah, Abu Raja, Nasru bin ‘Ashim, Yahya bin Ya’mar, Jabir bin Zaid, Al-Hasan, Ibnu Sirin, Qatadah

Syam: Al-Mughirah bin Abi Syihab al-Makhzumi, Khulaid bin Sa’di.

    Dari tangan-tangan merekalah para penduduk amshar belajar, mengkaji dan meriwayatkan bacaan al-Qur’an hingga lahirlah generasi baru para ahlulqurra yang dimana diantara nya merupakan imam qiraat yang kita kenal hingga hari ini, mereka adalah: 

Mekkah: ‘Abdullah bin Katsir, Humaid bin Qais al-‘A’raj, Muhammad bin Muhaishin.

Madinah: Abu Ja’far Yazid bin al-Qa’qa, Syaibah bin Nishah, Nafi’ bin Abi Nu’aim

Kufah: Yahya bin Watssab, Ashim bin Abi an-Najjud, Sulaiman al-‘Amasy, Hamzah, Kisai 

Basrah: Abdullah bin Abi Ishaq, ‘Isa bin Umar, Abu Amr bin ‘Ala, Ashim al-Jahdary, Yaqub al-Hadrami

Syam: Abdullah bin ‘Amir, ‘Athiyah bin Qais al-Kilabiy, Ismail bin ‘Ubaidillah bin al- Muhajir, Yahya bin al-Harist adz-Dzimari, Syuraih bin Yazid al-Khadrami.

    Diantara mereka para ahlulqurra ini memiliki keilmuan dan bacaan yang sangat baik serta kemasyhuran riwayat bacaan nya sehingga mereka dijadikan imam dalam qiraah dan kepadanya bacaan qiraah dinisisbat kan, mereka adalah Imam Nafi dan Abu Ja’far (madinah), Imam Ibnu Katsir (mekkah) Imam Abu ‘Amr dan Ya’qub (Basrah), imam Ibnu ‘Amir (Syam), Imam Ashim, Hamzah, Kisai, dan Khalaf (kufah), -dari mereka pula lahirlah para perawi-perawi bacaan masing-masing imam yang meriwayatkan bacaan guru nya lalu menetapkan kaidah-kaidah bacaan nya, dan adapun generasi setelah nya mengumpulkan kaidah bacaan riwayat-riwayat dari para perawi tersebut lalu mengklasifikasikan nya kedalam qiraat yang mutawatir dan qiraat syadz dan menyusun kaidah kaidah nya dalam berbagai karangan sehigga generasi setelah nya lebih mudah dalam mempelajari dan mengkaji al-Qur’an baik secara riwayat maupun secara dirayah- sedangkan sebagian yang lain tidak begitu masyhur dikalangan para ahlulqurra. Selesai.

Allahu ‘Alam

Bagian 1 

Bagian 2

Darrasah, 4 Maret 2021

Referensi:

-  Ibnu al-Jazary, an-Nasyr al-Qiraat al-‘Asyarah, beirut: Dar al-Ghautsani li ad-Dirasati al-Quraniyyah, 2018.

-       Ibnu al-Jazary, Taqribu an-Nasyr, Maktabah Halabi, Cet kedua, 1960.

-       Diktat Ulum al-Qur’an Tk II, Fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar, Kairo.  

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

apa itu qiraah asyarah sugra dan kubra?

Bismillah...      Pada masa kekhalifaan Usman bin Affan periwayatan al-Qur’an dengan berbagai ragam bacaan nya telah menemukan titik terang nya pasca ditetapkan nya tiga kaidah baku yang telah ditetapkan oleh khalifah dan para tim penulis wahyu, terlebih saat beliau kembali memerintahkan para ulama delegasi beliau diutus kembali ke amsar,  baca: tujuh kota pusat perkembangan islam.   Ditangan para delegasi inilah kemudian lahirlah para imam qiraat sepuluh yang sampai pada kita hari ini, dimana dari kesepuluh imam tersebut terdapat dua murid yang masyhur dikalangan para ahlulqurra pada masa itu yang kemudian meriwayatkan dan kemudian memberikan kaidah bacaan yang mereka dapatkan dari gurunya, diantara mereka ada yang berguru secara langsung dan juga diantara mereka ada yang berguru melalui perantara, inilah yang disebut dengan periwayatan   bil washitah.  Penetapan para perawi ini berdasarkan kredibilitas dan juga kemasyhuran para perawi nya, sehigga jika dijumlahkan secara keseluruhan

Pembagian al-Qur'an menjadi beberapa Juz, Hizb, & Ruku'

Bismillah… Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan Allah kepada Rasulullah Saw. Dengan berbagai kemukjizatan yang tersaji didalam nya baik dari segi uslub, bahasa, hingga  sastra, tak membuat para ulama cendikiawan berhenti dalam penelitian nya mengkaji al-Qur’an. Hingga pada tulisan kali ini kita akan sedikit membahas mengenai pembagian al-Qur’an menjadi beberapa bagian seperti pembagian yang kita kenal dengan istilah Juz, Hizb, ataupun Rubu’, dan Ruku’. Pada masa Rasulullah sendiri, pembagian-pembagian yang telah kita sebutkan belum ada pada masa itu, sehingga dalam beberapa Riwayat seperti pada Riwayat Aus ibn Hudzaifah dikatakan bahwa para sahabat membagi al-Qur’an menjadi tujuh bagian. Bagian yang  pertama  terbagi menjadi tiga surah, yaitu al-Baqarah, ali Imran, dan an-Nisa. Bagian  kedua  terbagi menjadi lima surah, yaitu al-Maidah, al-An’am, al-‘Araf, al-Anfal, dan at-Taubah. Bagian  ketiga  terbagi menjadi lima surah, yaitu Yunus, Hud, Yusuf, ar-Ra’d, Ibrahim, al

RASM USTMANI BAGIAN 2

  Bismillah… Telah kita ketahui bersama bahwa al-Qur’an memiliki sejarah yang sangat Panjang baik dari segi bacaan  (qiraat)  nya, Penulisan  (rasm)  nya, dan juga pemahaman  (tafsir)  nya  yang berkembang dari masa kemasa tidak membuat kitab suci al-Qur’an diragukan lagi dari segi keotentikan nya berkat penjagaan yang dijaga langsung oleh Allah Swt, sebagai mana didalam al-Qur’an sendiri dikatakan hal yang demikian,  baca: QS. Al-Hijr 9 . Penjagaan ini merupakan bagian dari kemukjizatan al-Qur’an itu sendiri. Pada tulisan yang lalu penulis telah memaparkan sejarah penulisan dan dabt al-Qur’an secara ringkas dalam beberapa fase, pada tulisan kali ini penulis akan menguraikan secara rinci mengenai sejarah penulisan al-Qur’an tersebut. literasi masyarakat arab Cukup masyhur kita ketahui bersama bahwa bangsa arab terdahu tidaklah mengetahui tulis menulis,  baca: Ummi.   Hal ini disebabkan kemampuan yang Allah berikan kepada mereka cukup kuat untuk menghafalkan dan memahami apa-apa yang me